Nepal berbatasan dengan India dan Tibet dan menjadi salah satu pintu masuk pendakian gugusan pegunungan Himalaya dengan Everest sebagai puncak tertinggi. Anapura Base Camp (ABC) menjadi idaman para pecinta petualangan yang ingin merasakan ketinggian dan keindahan barisan Pegunungan Himalaya. ABC berada di ketinggian 4.130 mdpl, lebih rendah sedikit dari puncak Cartenz di Papua.
Butuh waktu minimal satu minggu dengan perjalanan santai. Pemandangannya indah, dan untuk penyesuaian suhu (aklimatisasi) dengan cara berhenti dan menginap di beberapa desa. Selain itu ada beberapa jalur treking lebih pendek yang bisa dilakukan para pecinta petualang yang tak punya banyak waktu atau wisatawan yang ragu dengan pendakian panjang. Banyak pilihan paket pendakian yang bisa dipilih.Biro-biro perjalanan bertebaran di Thamel dan biasanya hotel-hotel juga menyediakan paket-paket wisata.
Tidak kuat mendaki? Tak usah ambil pusing. Banyak tempat menarik lain yang bisa dijelajahi, utamanya di Kathmandu, kota tua indah dan berdebu yang jadi ibu kota negara itu. Ada juga Nagarkot, Bhaktapur, Pokhara, Lumbini, dan masih banyak lagi.
Nepal jelas negeri yang instagramable. Gempa hebat bermagnitudo 7,8 yang melanda pada 2015 dan merusak banyak hal, tidak mengurangi keindahan dan keeksotisan negeri itu.
Sepanjang Thamel (area wisatawan) di Kathmandu, penuh spot-spot cantik dan unik. Mulai dari bangunan tua dengan pintu-pintu rendah, lalu lalang manusia, kabel-kabel listrik yang menggantung, toko-toko penuh warna, hingga potret kehidupan setempat.
Itu belum terhitung objek-objek wisata dengan bangunan kuno indah berusia ratusan tahun yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO. Sebagian masih berdiri megah, sebagian lagi hancur karena gempa besar 2015. Sampai saat ini, banyak bangunan bersejarah yang masih dalam tahap renovasi.

Keindahan itu sudah pasti masih melekat, meski pandemi Covid-19 membuat Thamel tak lagi riuh. Banyak hotel, penginapan, toko suvenir, hingga restoran terpaksa tutup. Coba baca jawaban sedih Ramhari yang mengelola bisnis hotel dan trekking company bersama dua temannya.
“I am at village now, hotel is close,” begitu bunyi pesan dari Ramhari, yang hotelnya sempat saya tinggali selama hampir satu minggu di Kathmandu. Hotel kecilnya terletak di kawasan Thamel, bersih, punya taman kecil yang menyenangkan, dapat sarapan, dan saat itu saya mendapat harga Rp250 ribu/kamar.
Total saya mengeluarkan uang untuk untuk tiket pesawat sebesar Rp5,6 juta untuk tiga negara, Nepal, India, dan Sri Lanka dengan durasi bepergian hampir tiga minggu.
Covid-19 memang meluluh-lantakkan pariwisata hampir semua negara. Tapi mari kita bicara seakan-akan Covid-19 belum ada atau sudah teratasi. Mari kita bercerita untuk merencanakan perjalanan ke depan. Siapa tahu tulisan ini bisa membantu.
Saya pergi sekitar satu minggu setelah Kolombo, Ibu Kota Sri Lanka diguncang bom, April 2019. Sangat beruntung mendapat tiket murah ke Kathmandu, hanya Rp1,8 juta. Biasanya berada di kisaran Rp3 juta. Kok bisa? Inilah hasil berkhayal sembari terus-menerus melihat harga tiket di aplikasi-aplikasi penjualan tiket online.
Saat itu, tujuan utama perjalanan memang ke Nepal, kemudian berlanjut ke New Delhi dengan tiket seharga Rp1,2 juta, kemudian pulang ke Jakarta setelah transit satu harian di Colombo, Ibu Kota Negara Sri Lanka. Harga tiketnya Rp2,6 juta. Jadi total untuk tiket Rp5,6 juta, dengan lama perjalanan hampir tiga minggu. Dua minggu di Nepal, 4 hari di India (Delhi dan Agra), dan satu hari di Sri Lanka (Colombo).
Tapi di sini saya ingin berbagi kisah perjalanan di Nepal yang mengesankan. Bersantai menjelajahi Kathmandu, Bhaktapur, Pokhara, dan Lumbini.


LEMBAH KATHMANDU
Kathmandu, Ibu Kota Nepal yang memiliki daya tarik luar biasa. Kota berdebu itu memiliki pesona magis yang sulit ditolak. Kathmandu meruoajan salah satu dari tiga kawasan yang ada di Lembah Khatmandu. Dua lainnya adalah Lalitpur, dan Bhaktapur. Tiga kawasan itu berdekatan, memiliki objek-objek wisata bak magnet, dan mudah dijangkau. Tidak mengherankan jika kerap jadi latar belakang film dan komik, di antaranya Tintin di Tibet dan film Marvel Studio berjudul Doctor Strage.

Komik Tintin di Tibet banyak menggambarkan spot-spot di Kathmandu dan pendakian bersalju. Film Doctor Strange yang berkisah tentang perjalanan hidup Stephen Strange (Doctor Strage), seorang dokter andal yang mengalami kecelakaan, sehingga tangannya tak mampu lagi melakukan operasi/bedah.
Di tengah keputus asaan, dia mencari kesembuhan hingga ke Nepal. Di negeri penuh spiritual itu, Dr Strange tergembleng hingga memiliki kekuatan sihir yang dahsyat. Nah, sebagian besar lokasi syuting film itu diambil di Lembah Kathmandu.
Berikut beberapa objek wisata di Lembah Kathmandu, dan beberapa di antaranya digambarkan di Komik Tintin dan film Doctor Strage.
- Thamel
Ini tempat yang tidak mungkin bisa dilewatkan di Kathmandu. Thamel jadi pusat banyak kegiatan mulai dari deretan toko-toko suvenir, penginapan, hingga kafe-kafe. Rata-rata menempati bangunan yang terlihat sudah sangat tua, bahkan ada yang sudah doyong ke depan (disangga tiang) dan sebagian masih berpintu pendek.


Semua terlihat cantik dengan kelupasan cat atau hanya batu bata telanjang. Kathmandu memesona dengan taburan debu, lalu-lalang becak, taksi dengan mobil model lama, kabel listrik yang berseliweran, penjual makanan tradisional, hingga lautan manusia. Thamel surga bagi wisatawan. Bukan hanya untuk berbelanja, namun juga berinteraksi dengan penduduk setempat.
Doctor Strage: Thamel salah satu lokasi syuting yang digunakan dalam film Doctor Strange. Di antaranya digambarkan saat Doctor Strange mencari kamar Taj, tempat dia bertemu dengan guru besar yang membuka pikiran dan menperdalam jiwanya.
- Swayambhu Temple (Swayambhunath)
Lokasinya asekitar 4 km dari Thamel atau 15 menit berkendara. Kuil Budha yang satu ini ramai dikunjungi masyarakat lokal dan wisatawan. Roda-roda doa dapat dengan mudah ditemui, di sisi-sisi jalan menuju kuil. Begitu masuk ada patung-patung Budha besar. Di sisi lain ada tangga yang bisa ditelusuri untuk mencapai kuil di puncak bukit. Tempat-tempat doa berpadu dengan pemandangan indah dari ketinggian. Ikon tempat ini adalah puncak kuil yang dihiasi bentangan bendera warna-warni dan lukisan mata Budha (Budha eyes).
Swayambhu merupakan salah satu stupa Budha tua yang dianggap paling suci di Nepal. Dibangun oleh Raja Manadeva pada abad ke-13. Sepanjang perjalanan mengelilingi Swayambhu Temple atau kerap juga disebut Monkey Temple, bisa dijumpai banyak monyet dewasa dan anak-anak yang asyik bersantai atau bermain.
Tintin: Salah satu gambar yang jadi ciri khas di Komik Tintin di Tibet adalah puncak kuil yang dihiasi deretan bendera kecil-kecil lima warna yang melambangkan unsur tanah metal, air, api, dan kayu. Puncak kuil itu ada di Swayambhu Temple.
Doctor Strange: Ada adegan di mana orang berjalan dengan tangan memutar roda doa. Ada pula adegan saat Doctor Strange berdiri di depan roda doa Swayambhu.
- Pashupatinath
Lokasinya sekitar 4,5 km dari Thamel. Kuil Hindu ini merupakan satu dari empat situs keagamaan penting di Asia. Kuil Pashupatinath didedikasikan untuk Dewa Siwa, dibangun pada abad ke-5. Pagodanya konon berlapis emas, empat sisi berlapis perak dengan ukiran kayu yang indah.


Kuil Pashupatinath adalah salah satu dari delapan Situs Warisan Budaya UNESCO di Lembah Kathmandu, dibangun di tepi Sungai Bagmati. Di tempat itu, sapi benar-benar bebas berkeliaran. Pendeta-pendeta agama Hindu dengan tampilan sangat khas mudah ditemui, tengah berdiri atau duduk di rongga-rongga dinding. Pengunjung yang ingin foto dimintai biaya sekitar Rp50 ribu (tergantung tawar-menawar).
Doctor Strange: Salah satu tempat syuting yang digambarkan setelah Doctor Strange bertanya tentang Kamar Taj, ada di Pasupatinath.
- Patan Durbar Square
Sangat mempesona, kota tua dengan bangunan-bangunan eksotis yang memanjakan mata, kamera, dan hati. Ini salah satu kota budaya tempat agama Hindu dan Budha bertemu. Meski sebagian bangunan sedang direnovasi akibat gempa, namun kemegahan kota tua itu tetap terlihat nyata.

Patan adalah kota dengan 55 kuil besar, 136 biara Buddha. Kawasan itu dipenuhi gang-gang kecil yang menjual beragam suvenir, termasuk lukisan-lukisan cantik. Di tengah Patan Durbar ada halaman luas yang dipenuhi burung merpati.
Doctor Strange: Patan Durbar Square salah satu tempat pengambilan gambar film Doctor Strange. Salah satu foto yang beredar (di luar syutimg film) adalah saat Doctor Strange memunculkan separuh badan di salah satu jendela bangunan berukir indah di lokasi tersebut. Banyak traveler yang kemudian menirukan pose tersebut.
- Kathmandu Durbar Square
Kathmandu Durbar Square kerap disebut juga Basantapur Darbar. Dari Thamel sekitar 1,8 km, jadi jika menginap di kawasan Thamel bisa ditempuh dengan berjalan kaki sembari menikmati suasana kawasan tersebut.


Istana kerajaan itu terletak di jantung kota tua Kathmandu, dikelilingi kuil-kuil yang dibangun pada abad 15 hingga 18 dan masuk dalam situs warisan dunia UNESCO. Di istana yang ada di Basantapur inilah titisan Dewi Kumari tinggal. Banyak orang adu keberuntungan menunggu Kumari menampakan diri di salah satu jendela istana.
- Bouddanath
Ini salah satu kuil Budha yang menebarkan aura damai dan menjadi destinasi favorit saya. Pagoda dengan gambar Budha Eyes berdiri di tengah lapangan, dikitari jalanan dan bangunan yang digunakan sebagai kafe serta kios-kios suvenir. Di tempat ini, biksu dan biksuni lalu-lalang dengan jubah dominan merah hati. di areal pagoda, banyak orang berdoa, bermeditasi, hingga melakukan yoga.
Begitu masuk ke area Boundanath mantra Budha Om Mani Padme Hum biasanya terus berkumandang dari salah satu toko. Mantra ini populer, diucapkan berulang-ulang untuk membangkitkan sifat-sifat welas kasih.
Duduk santai di kafe sembari memandang jalanan dengan latar pagoda bergambar Budha Eyes dijamin menyenangkan. Boundanath salah satu tempat yang kuat menguarkan kedamaian.
- Bhaktapur
Bhaktapur, kota tua yang sangat hidup dengan arsitektur indah dan megah dari abad ke-12. Di kawasan itu antara lain ada kuil tinggi yang dikenal dengan filosofi jalan menuju surga. Konon, Bhaktapur adalah kerajaan besar yang menyatukan Lembah Khatmandu, sampai kemudian pada 1482, sang raja membagi tahtanya pada tiga putranya. Bhaktapur merupakan kota tua yang masuk situs warisan dunia UNESCO.
Tiket Masuk Objek Wisata di Lembah Kathmandu
Objek Wisata | Dalam Rupee Nepal (NPR) | Perkiraan Rupiah (kurs Rp125/1 NPR |
Khatmandu Durbar Square | NPR 1.000 | Rp125.000 |
Patan Durbar Square | NPR 1.000 | Rp125.000 |
Bhaktapur Durbar Square | NPR 1.500 | Rp187.500 |
Swayambhunath | NPR 200 | Rp25.000 |
Bauddhanath | NPR 400 | Rp50.000 |
NAGARKOT
Nagarkot terletak sekitar 27,5 km dari Thamel atau sekitar 1,5 jam perjalanan. Terletak di ketinggian 2.195 meter di atas permukaan laut dengan udara cenderung dingin dan dikenal dengan istilah ‘Negeri di atas awan’. Banyak wisatawan yang ingin bersantai menikmati pemandangan alam menginap di kawasan tersebut.

Nagarkot dikelilingi jajaran pegunungan Himalaya, sehingga beberapa spot di ketinggian bukit kerap dijadikan sebagai jalur treking untuk menyaksikan matahari terbit, melihat gumpalan awan, dan matahari menerobos malam dengan latar Pegunungan Himalaya jadi incaran wisatawan.
Awalnya saya ingin naik angkutan umum ke Nagarkot dan menginap satu malam. Tapi karena keterbatasan waktu, akhirnya memilih ikut tur trekking pendek seharga Rp350.000/orang, berangkat jam 03.00 dini hari. Mendaki bukit dengan fasilitas sudah bertangga (mirip Punthuk Setumbu di Jawa Tengah), namun sayang cuaca tidak bersahabat. Matahari terbit tertutup kabut. Hey saya kurang beruntung kali ini.
POKHARA
Pokhara salah satu kota yang menjadi perhentian pertama sebelum melakukan pendakian ke ABC. Phokara kota kecil yang tenang. Beberapa objek wisata bisa didatangi, di antaranya Danau Phewa, beberapa kuil, dan juga Pagoda World Peace. Kota ini juga menawarkan menikmati pemandangan lewat aktivitas paragliding hingga dari atas pesawat ultralight.
Danau Phewa / Foto: Dok Pribadi
Saat di Pokhara, saya memilih membeli paket tur. Agak sulit mencari angkutan umum, dan agak mahal menyewa sendiri. Harga paket tur dari pukul 09.00 sampai pukul 17.00 sekitar Rp750.000. Tur ini bisa dikatakan sudah mencakup semua, seperti naik perahu di Danau Phewa, World Peace Pagoda, Saraswate Temple, Devi’s Falls, Gupteshwor Mahadev Cave, Seti River Gorge, Mountain Museum, Sarangkot Hill, dan beberapa objek lagi.
Toko Suvenir di Tibetan Village / Foto: Dok Pribadi Foto: Dok Pribadi
Saya beruntung mendapat tuan rumah keturunan Tibet (tempat menginap lewat Airbnb). Dari dialah saya bisa mengetahui Tibetan Village, tempat warga keturunan Tibet di Nepal yang menjual berbagai kerajinan khas Tibet. Tempat ini mesti didatangi. Mulai dari berbagai perhiasan khas Tibet yang supercantik hingga karpet berkualitas.
TAMAN LUMBINI
Nyaman Lumbini bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga menjadi tempat ziarah. Di dalam Taman Lumbini ada bangunan dari berabad-abad lalu yang menjadi tempat kelahiran Sang Budha Sidharta Gautama.

Lumbini terletak di Distrik Kapilavastu, Nepal, dekat perbatasan dengan India. Di Taman Lumbini wisatawan bisa menyaksikan kuil dari beragam negara di dunia. Puncaknya adalah melihat tempat kelahiran Sang Budha yang terletak di dalam bangunan yang dulunya merupakan bagian dari kerajaan tempat Sidharta Gautama menghabiskan (tidak boleh mengambil foto), dan sebagian batu batanya berlapis emas. Di sekitar bangunan tersisa fondasi kerajaan seperti bata-bata kuno.
Saat memasuki areal istana, wisatawan melewati pemeriksaan metak detektor, tak jauh dari situ diminta melepas alas kaki dan berjalan kaki untuk menjelajah ke dalam. Saya datang siang hari bolong, jadi kebayang panasnya di awal melangkah.

Taman Lumbini memiliki areal sangat luas, di antaranya menjadi tempat kuil-kuil Budha yang mewakili berbagai negara. Untuk mengelilingi kawasan ini bisa menyewa kendaraan atau pun bajaj ala Nepal. Biayanya tanyakan pada pihak hotel (sebagai patokan) kemudian lakukan tawar-menawar. Paling tidak butuh waktu setengah harian untuk mengelilingi kawasan tersebut. Jangan lupa berbekal topi dan kacamata hitam untuk menangkal terik matahari. Kenakan juga masker karena jalanan sangat berdebu.
Dari Kathmandu ke Lumbini sekitar 290 km, butuh waktu perjalanan darat sekitar 8 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, bus akan berhenti di beberapa tempat untuk beristirahat dan mempersilakan penumpang turun untuk makan dan buang air kecil. Jangan mengharapkan kamar mandi modern. Di setiap perhentian kamar kecil yang tersedia masih tradisional, tapi cukup bersih.
Contoh Itenerary 9 Malam 10 Hari
Hari 1 | Jakarta – Kathmandu Bersantai di seputar hotel di Thamel |
Hari 2 | Nagarkot – Lalipur – Bhaktapur Sunrise di Nagarkot Bhaktapur Patan Durbar Square Pasupatinath |
Hari 3 | Khatmandu Khatmandu Durbar Square Swayambu Bouddhanath |
Hari 4 | Kathmandu – Phokara (8 jam) |
Hari 5 | Phokara Danau Phewa Sarangkot hill World Peace Pagoda Mountain Museum Tibetan Village |
Hari 6 | Phokara – Kathmandu |
Hari 7 | Kathmandu – Lumbini, (8 jam) |
Hari 8 | Menelusuri Taman Lumbini Lumbini – Kathmandu, (berangkat malam sampai pagi) |
Hari 9 | Bersantai di Thamel Menikmati malam di Thamel/Boundanath |
Hari 10 | Kembali ke Jakarta |
Baca Juga: Nepal dari A-Z
1 thought on “Nepal, Pesona Magis Tanah Budha”
Pingback: Nepal dari A-Z – Lintang Rowe