Mahalkah berwisata ke Nepal? Pertanyaan itu sering terlontar. Jawabannya tergantung. Sebelum pandemi Covid-19, jika rajin berburu bisa mendapat kisaran harga Rp4 juta pp. Tapi barangkali sekitar dua tahun ini kita mesti merelakan kemungkinan tiket-tiket murah. Lalu, bagaimana makanan di sana? Angkutan lokalnya bagaimana? Bus antarkotanya parah? Visanya bagaimana? dan masih banyak pertanyaan lain.

Jawaban pertanyaan itu ada di tulisan ini. Tentu saja, apa yang tertulis di sini berdasarkan pengalaman sebelum pandemi Covid-19. Saya syakin akan banyak perubahan ke depan. Mungkin, nanti wisatawan yang datang akan diminta membawa surat sehat, surat vaksin, dll, dll. Tapi saya sih selalu optimistis. Perubahan pasti akan memunculkan adaptasi.

Penerbangan
Rata-rata tiket termurah pp Jakarta-Kathmandu Rp5,5 juta. Namun, jika rajin dan sabar mencari tiket promo, bisa mendapat lebih murah dari itu. T
Visa Nepal
Mengurus visa Nepal tidak sulit (sebelum ada Covid-19). Apalagi Indonesia termasuk salah satu negara yang mendapat fasilitas visa on arrival (VoA) dengan masa tinggal 14 hari. Langsung saja terbang, dan ikuti cara ini begitu sampai di Kathmandu.
Begitu masuk ke dalam airport, carilah jajaran mesin untuk mengurus VoA. Pilih Bahasa Inggris dan ikuti petunjuknya. Secara garis besar sebagai berikut:

1. Scan pasport di mesin, letaknya sebelah kanan mesin.
2. Begitu scan berhasil, muncul kolom-kolom data yang harus diisi, di antaranya nomor telepon. Tercantum juga data di mana akan menginap. Namun, jika antrean panjang, petugas menginformasikan bahwa bagian itu bisa dilewatkan.
3. Selesai mengisi data, ada perintah untuk swa foto. Berdiri di depan mesin sesuai arah kamera, dan klik, selesai sudah. Keluar lembar visa on arrival.
4. Setelah itu, menuju konter-konter imigrasi di sebelah pintu masuk (kedatangan pesawat), tunjukan print VoA, bayar 25 dolar Amerika, dan tok, cap dibubuhkan, selesai sudah.
Di mana Menginap?
Banyak penginapan di Kathmandu. Saya sarankan menginap di kawasan Thamel dan sekitarnya. Thamel merupakan area pusat wisatawan, sehingga mudah mencari makan, berbelanja, mencari taksi, dan tentu mencari teman sharing transportasi. Harga penginapan bervariasi, ada kelas backpacker, dormitori, hingga hotel. Jika ingin menikmati fasilitas hotel berbintang dan butik, maka agak ke luar sedikit dari kawasan Thamel. Memesan penginapan secara online lebih praktis.
Makan
Makan di Nepal tergolong murah. Di Kathmandu, sekali makan sederhana sekitar Rp15 ribu sampai Rp25 ribu dan kenyang. Ada juga makanan di kafe-kafe lebih mewah dengan harga perporsi mulai Rp50 ribu. Porsi makan biasanya besar, bisa untuk dua orang.
Momo (dimsum Nepal) / Foto: Dok Pribadi Juju dhao, wadahnya dari tanah liat, dan habis makan wadahnya dibuang ke tempat sampah, kaget saya. / Foto: Dok Pribadi Dal yang mengenyangkan / Foto: Dok Pribadi
Jangan lupa mencicipi momo (sejenis dim sum) khas Nepal. Rasanya enak. Cicipi juju dhao yang ada di kawasan Bhaktapur. Saya rasa ini semacam yoghurt tradisional, disajikan dingin di wadah kecil dari tanah liat. Rasanya enak dan menyegarkan, tak cukup hanya satu.
Transportasi Lokal
Transportasi lokal di Kathmandu tergolong murah. Taksi tidak selalu menggunakan argo, banyak yang mengandalkan keahlian tawar-menawar. Soal harga, rajin-rajinlah berbincang dengan staf hotel atau masyarakat setempat. Di Khatmandu, banyak taksi masih menggunakan mobil model lama. Bisa muat 3 orang (duduk nyaman) depan satu, belakang dua orang.

Jika ingin mendapat pengalaman dan sensasi berbeda di jalanan sesak dan berdebu Kathmandu, cobalah rickhaw (sejenis becak). Untuk jarak dekat, jenis transportasi ini layak dicoba.

Jika ingin lebih murah, cobalah angkutan umum. Tanyalah ke penduduk lokal untuk mengetahui jenis angkutan umum rute yang dituju. Mau lebih nyaman? Sewa kendaraan sangat dianjurkan. Biayanya bisa lebih murah jika ada teman yang bisa diajak sharing. Di Kathmandu, wisatawan asing dilarang menyetir sendiri.
Transportasi Antarprovinsi
Bagaimana dengan transportasi antarprovinsi? Ada beberapa bus VIP favorit, tapi tentu saja jangan berharap mewah seperti di Jakarta. Busnya rata-rata relatif standar tapi cukup nyaman.
Oleh-Oleh
Ada banyak oleh-oleh yang bisa dibawa dari Nepal. Kerajinan Tibetan, syal yang terkenal hangat, suvenir-suvenir cantik, karpet, t-shirt, sampai perlengkapan outdoor yang jadi idaman banyak traveler pecinta aktivitas luar ruang.
Singing Bowl / Foto: Dok Pribadi sajadah / Foto: Dok Pribadi Dua dari sekian banyak suvenir cantik / Foto: Dok Pribadi
1 thought on “Nepal dari A-Z”
Pingback: Menelusuri Jejak Tintin & Dr Strange di Nepal – Lintang Rowe